Beri Sambutan di Milad PKS, AHY: Rakyat Berharap Perubahan dan Perbaikan Segera Terjadi
NEWSLETTERJABAR - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara puncak Milad Ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5). Dalam sambutannya, Ketum AHY menyampaikan permintaan maaf Presiden keenam RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak sempat hadir karena masih berada di kampung halaman, Pacitan.
“Izinkan saya juga menyampaikan salam kepada seluruh kader PKS dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Mohon maaf tidak bisa hadir secara langsung, saat ini beliau berada di Pacitan. Tetapi, doa dan ucapan selamat mengiringi kebersamaan kita semuanya,” kata Ketum AHY.
AHY menjelaskan, PKS pernah menjadi bagian penting dari pemerintahan presiden SBY selama 10 tahun, dari 2004 hingga 2014. Banyak pertemuan visi kebangsaan di antara Demokrat dan PKS yang menjadi bekal bagi upaya menjaga persatuan dan kesatuan, memajukan demokrasi, pembangunan, dan peradaban serta bersama-sama mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.
“Bekal ini yang semakin menguatkan kebersamaan kita, bersama-sama partai NasDem. Demokrat dan PKS beberapa saat yang lalu, kita telah mengusung Mas Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden. Insya Allah, Mas Anies dan kita semua bisa benar -benar menghadirkan harapan baru. Harapan bagi rakyat untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan di negeri kita ini,” kata Ketum AHY.
Tema perubahan dan perbaikan menjadi sentral, serta menjadi tema yang diserap langsung Partai Demokrat dari rakyat, setiap berkeliling Nusantara dari Aceh hingga Papua.
“Setiap melakukan dialog dengan rakyat dari berbagai kalangan, berbagai profesi, berbagai latar belakang, juga lintas generasi, karena tentu ada generasi tua tapi juga generasi yang muda. Di sana-sini. Di stasiun, di bandara, di pasar, di restoran, di cafe-cafe, di tempat-tempat fitness, kami mendengarkan masyarakat kita yang benar-benar mengharapkan agar perubahan itu segera terjadi, karena rakyat hari ini menghadapi banyak sekali permasalahan,” Ketum AHY memaparkan.
Masalah ekonomi dan kesejahteraan, harga-harga bahan pokok yang naik mahal sulit untuk dijangkau, pupuk langka dan mahal, penghasilan tidak membaik, daya beli turun, menjadi keluhan yang kerap disampaikan masyarakat kepada Ketum AHY setiap turun ke lapangan.
“Kita tahu, bahwa kesejahteraan ASN, TNI-Polri juga stagnan, tidak ke mana-mana. Lapangan pekerjaan sulit, banyak yang sudah lulus kuliah, tapi tidak mendapatkan pekerjaan,” jelasnya.
Sementara itu di sisi lain, rakyat mengeluhkan anggaran negara yang digelontorkan untuk pembangunan proyek-proyek mercusuar tidak bisa dirasakan langsung oleh masyarakat kecil atau wong cilik. Ditambah utang Indonesia terus membengkak lebih dari 7.800 triliun.
“Bertambah lebih dari 5.000 triliun sejak 8 tahun yang lalu. Jauh di atas keamanan fiskal negara kita,” terang Ketum AHY.
“Para tokoh nasional, termasuk Pak Jusuf Kalla, mengingatkan siapapun presiden ke depan, siapapun yang akan memerintah ke depan, akan terbebani dengan utang yang sangat berat. Jadi, Mas Anies Baswedan, ini merupakan tantangan terbesar nanti. Jika Insya Allah tuhan menakdirkan Mas Anies menjadi Presiden Republik Indonesia,” sambung AHY.
Dari segi penegakan hukum, menurut Ketum AHY, banyak yang merasakan praktik penegakan hukum yang seolah tajam ke bawah tumpul ke atas, tajam ke lawan tumpul ke kawan.
“Kita tahu mengamankan kawan politik dari proses hukum adalah obstruction of justice atau menghalangi penegakan hukum. Sedangkan menggunakan instrumen hukum untuk menghabisi lawan politik, namanya abuse of power. Penyalahgunaan kekuasaan kedua-duanya tidak sepatutnya terjadi di negeri tercinta Indonesia ini,” tegas Ketum AHY.
Sementara itu, Ketum AHY menilai kualitas demokrasi mengalami kemunduran. Yang berani bersuara, seolah-olah dianggap sebagai musuh negara.
“Bukankah negeri ini milik kita semuanya? Jangan sampai ada masyarakat yang merasa terbungkam, takut bersuara di negerinya sendiri,” jelas Ketum AHY.
AHY menegaskan, agenda perubahan dan perbaikan, khususnya bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat, di bidang penegakan hukum dan keadilan, serta di bidang demokrasi dan kebebasan sipil inilah yang menyatukan ketiga partai (Demokrat, PKS NasDem) dalam koalisi.
Menurut Ketum AHY, tanggal 20 Mei 2023 merupakan hari yang tepat untuk kembali ke cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, utamanya generasi muda, generasi milenial, generasi z yang jumlahnya semakin besar dari waktu ke waktu.
“Kita ingat momentum sejarah 20 Mei 1908 dan reformasi nasional 21 Mei 1998, bahwa generasi muda terdidik yang telah terbukti menjadi motor penggerak perubahan bangsa. Mudah-mudahan generasi muda hari ini juga menjadi motor penggerak perubahan dan perbaikan untuk Indonesia yang semakin baik ke depan 2024, 2045 dan selanjutnya,” semangat Ketum AHY.
AHY berharap Pemilu 2024 berlangsung secara aman, damai, jujur, adil, dan demokratis serta penyelenggara Pemilu benar-benar bisa bersikap netral dan independen.
Mengakhiri sambutannya, Ketum AHY pun menutupnya dengan pantun, sebagaimana yang sering dilakukan Presiden PKS.
“Makan alpukat enaknya pakai es, lebih senang kalau dicampur durian. Selamat milad ke 21 untuk PKS, teruslah berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan” kata Ketum AHY disambut tepuk tangan meriah.
“Gelombang datang kapal terguncang, tali kemudi dipegang erat. Jangan bimbang dalam berjuang. Kuatkan hati bersama Demokrat.” tutupnya. (*)
Komentar
Posting Komentar