Siswa SDN Pataruman IV Ikuti Simulasi Kesiapsigaan Hadapi Bencana
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM--Sebanyak 412 siswa SDN Pataruman IV mengikuti antusias acara Sosialiasi dan Pelatihan Sekolah Siaga Bencana. Mereka diajarkan bagaimana menghadapi bencana saat aktivitas belajar berlangsung.
Dibimbing langsung oleh Garuda Rescue berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dengan melibatkan Mahasiswa Pecinta Alam dari Wahana Pecinta Alam (Wapalam) Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Garut (Uniga) dan Gerhana Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Uniga, mereka melakukan simulasi di pelataran Halaman SDN Pataruman IV, Jalan Terusan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu (4/2/2023).
Kepala Sekolah SDN Pataruman IV, Ariana, mengatakan, kegiatan simulasi kesiapsiagaan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah diprediksikan sebelumnya.
Ia mengungkapkan, anak-anak sangat antusias dengan pelaksanaan simulasi ini, meskipun pada awalnya terjadi sedikit kepanikan dalam pelaksanaan simulasi.
"Tapi alhamdulillah dengan edukasi yang sangat singkat, Alhamdulillah di simulasi yang kedua anak-anak sangat antusias mengikutinya, mereka juga memahami ternyata bagaimana cara ketika terjadi darurat bencana dan semua terlihat ini terlihat sampai akhir acara, mereka tetap _stay_ ada di sekolah. Jadi antusiasnya berarti luar biasa," lanjutnya.
Ke depannya, imbuhnya, ia akan terus menindaklanjuti kegiatan simulasi ini, mengingat pihaknya telah melaksanakan _Memorandum of Understanding_ (MoU) dengan Garuda Rescue Kabupaten Garut.
"Rencananya kita akan duduk bersama untuk membuat program bersama ekstrakulikuler Pramuka bagaimana proses mitigasi bencananya dilaksanakan secara reguler," katanya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, sekolah bisa menghadirkan keselamatan bagi anak-anak, mengingat sekolah sudah seharusnya hadir untuk mengedukasi anak-anak agar bisa mengamankan dirinya sendiri.
"Jadi, harapannya adalah edukasi ini sampai ke tahap level bahwa pembiasaan yang baik, menjadi budaya yang baik, menjadikan dirinya siap untuk kondisi darurat apapun," harapnya.
Ketua Garuda Rescue Kabupaten Garut, Rian Sandi Nugraha, menyampaikan jika acara ini dilakukan untuk memperkuat pelatihan kesiapsigaan menghadapi bencana khususnya di tingkat sekolah dasar.
Kegiatan ini juga merupakan rangkaian kegiatan untuk menunjang kehadiran Sekolah Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Kabupaten Garut ke depan.
"Untuk yang awal memang targetnya di SD ini, kemudian ada beberapa SD juga yang sudah kita sandingkan dan sudah kita berkomunikasi dengan para kepala sekolahnya, beberapa ada mungkin 3-4 sekolah dasar yang nantinya akan melakukan simulasi yang sama seperti kali ini," ujar Rian.
Ia juga merasa bersyukur kegiatan yang dimulai sejak hari Jum'at (3/2/2023) hingga Sabtu (4/2/2023) bisa berjalan lancar, dan hal tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi Garuda Rescue.
Salah satu narasumber dari Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Kabupaten Garut Bidang Kebencanaan, Yaman Suryaman, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada berbagai pihak yang telah menyelenggarakan acara ini, di mana menurutnya acara tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa.
Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi kegiatan yang dilakukan rutin di Kabupaten Garut, dan menjadi _pilot project_ untuk tingkat pendidikan, karena acara ini menyangkut untuk kesiapsiagaan keselamatan anak-anak yang ada di lingkungan sekolah.
"Harapan saya ke depannya kegiatan ini bisa diadopsi ataupun juga bisa dilakukan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Garut, untuk meningkatkan kesiapsigaan kita dalam menghadapi kebencanaan," ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Garuda Rescue dan SDN 4 Pataruman. Ia berharap, kegiatan ini bisa dilaksanakan oleh sekolah lainnya, serta dinas-dinas terkait diharapkan bisa mendukung kegiatan sosialisasi terkait kebencanaan tersebut.
Yaman berharap semua unsur, melalui pentahelix, yakni pemerintahan, media, akademisi, da swasta turut terlibat dalam penanggulangan bencana.
"Agar kita berkolaborasi bersama ingat kita unsur pentahelix harus lebih ditekankan, di mana ada pemerintahan, ada unsur media, ada unsur swasta juga perusahaan, dan juga akademisi bisa terlibat di sini, termasuk didalamnya ada unsur dari masyarakat," ucap Yaman.
Di tempat yang sama, narasumber acara yang berasal dari negara Wales, United Kingdom (UK), Adam Benjamin Caris, menuturkan jika dirinya merasa senang dengan antusias yang ditunjukkan oleh peserta.
Ia juga terkesan melihat simulasi yang dilakukan dalam acara tersebut, di mana evakuasi pertama yang berjalan kacau, setelah dilakukan pelatihan evakuasi selanjutnya berjalan lebih baik dari sebelumnya.
" _They are really listened to what they were being told, and they are really an active very, very well what the information. Definitely it make all of the efforts that all of the staff have put into this from the school and from the different organizations, very worthwhile_ (Mereka benar-benar mendengarkan apa yang diberitahu, dan mereka benar-benar aktif, dan sangat baik menerapkan informasi yang didapat. Tentu saja itu membuat semua upaya yang telah dilakukan oleh semua staf dari sekolah dan dari organisasi yang berbeda terlaksana dengan baik)," tutur Adam.
Ia juga mengingatkan, agar semua pihak memikirkan tentang bagaimana perencanaan sebuah kota, khususnya terkait masalah sampah, karena ketika permasalahan terlalu besar, orang-orang akan bingung untuk memulai.
" _But once you start once you have a good program, once you bring together people, you'll be amazed at what can be done, and insya Allah it can be sorted_
(Tapi ketika kita memulai hal tersebut dengan program yang bagus, dengan duduk bersama, kita akan tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada, dan insya Allah itu (masalah tersebut) bisa diselesaikan)," katanya.
Kegiatan pelatihan kesiapsigaan kebencanaan ini juga diapresiasi oleh Sekretariat Nasional (Setnas) Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia.
Adam Aulia Ramdan, perwakilan dari Setnas SPAB Kemendikbud Ristek, mengapresiasi kegiatan ini dengan melibatkan berbagai unsur, apalagi penanggulangan bencana adakah urusan multipihak.
"Karena untuk kebencanaan kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri semuanya harus satu komando, semuanya harus berjalan beriringan, karena apa? Karena situasi dalam keadaan bencana itu sangat membutuhkan banyak pihak," ungkap Adam.
Ia berpesan agar Kabupaten Garut bisa memaksimalkan kapasitas-kapasitas yang sudah dimiliki, dan mencari tahu terkait kerentanan dalam kebencanaan di Kabupaten Garut.
Ia juga berharap Kabupaten Garut bisa memiliki 10 fasilitor SPAB dan juga terbentuknya Sekretariat Bersama (Sekber) yang bisa menjadi wadah koordinasi lintas lembaga. Selain itu, diharapkan Garuda Rescue bisa menjadi mitra bagi Kabupaten Garut, khususnya untuk keberlanjutan program SPAB di Kabupaten Garut. (Komgart)
Komentar
Posting Komentar