Peringati Hari Gizi Nasional, PD 'Aisiyah Garut Gandeng Dinkes dan PERSAGI Garut Gelar Webinar Cegah Stunting
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-63, Pimpinan Daerah 'Aisiyah Garut berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Garut menyelenggarakan webinar dengan tema "Cegah Stunting dengan Isi Piringku Protein Hewani", bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jalan Proklamasi No. 7, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (25/1/2023). Beberapa narasumber yang turut hadir, diantaranya yaitu Direktur Bina Kesehatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI, Safrina Salim, S.KM, M.Kes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Tri Cahyo Nugroho, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Warsiti, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat, dan Ketua Persatuan Ahli Gizi Garut, Lili Gazali, SP, M.Si.
Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman l berharap, dengan adanya seminar ini bisa memunculkan rekomendasi apa saja yang harus dilakukan oleh pemerintah agar masyarakat bisa mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang mengandung protein hewani.
"Dan tentu untuk ahli gizi ini dari Persagi (ada) tantangan bagaimana menghidangkan (atau) membuat ibu-ibu kita itu ketagihan untuk mengkonsumsi (dan) memberikan anak-anaknya juga makanan-makanan yang berprotein hewani," tuturnya.
Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah khususnya di sektor produksi agar masyarakat mendapatkan makanan yang bergizi, khususnya dalam pemenuhan protein hewani bagi masyarakat.
"Supaya terjangkau bagaimana, ini juga (menjadi) pemikiran bersama, karena rata-rata sumber protein hewani itu mahal," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Tri Cahyo Nugroho menerangkan, bahwa protein hewani harus ada di setiap makanan balita, baik itu telur, ikan, ayam, atau produk olahan daging lainnya seperti sosis dan nugget.
Tri menyebutkan, dua hal penyebab stunting, yaitu kekurangan asupan gizi dan sakit, di mana kurangnya asupan gizi berkelanjutan akan menyebabkan stunting.
"Yang kekurangan gizi dalam waktu lama akan menjadi stunting seperti ibu hamil, anemia, ibu hamil kurang gizi, maka yang dikandungnya akan menjadi stunting saat lahir atau bayi berat lahir rendah," jelasnya.
Setelah sebelumnya mengadakan program TOSS (Temukan, Obati, Sayangi balita Stunting) yang terbukti menurunkan stunting di Kabupaten Garut, dr. Tri menyatakan, di tahun 2023, pihaknya memiliki tambahan program yang berfokus kepada ibu hamil dengan gerakan ibu hamil sehat bersalin di Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
"Pada saat webinar ini ada rilis data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) dari Pusat Kementerian Kesehatan merilis bahwa stunting untuk Indonesia turun, Jawa Barat turun dan untuk Kabupaten Garut turun signifikan dari 35,2 menjadi 23,6," jelasnya.
Ia berharap dengan adanya seminar ini, para peserta dapat mensosialisasikan lagi kepada masyarakat terkait pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi, yaitu salah satunya mengandung protein dalam rangka mencegah stunting.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah 'Aisiyah Garut, dr. Sakinah Ginna R, menyatakan tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk mengkampanyekan pentingnya mencegah stunting, dengan menekankan masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani dengan memanfaatkan makanan-makanan lokal.
"Tentunya mungkin kan masyarakat akan merasa mahal dengan membeli protein hewani, nah kita juga mengkampanyekan bagaimana mereka bisa memanfaatkan makanan-makanan yang ada di lokal," katanya.
_Output_ diadakannya seminar tersebut, imbuhnya, dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai stunting dan pentingnya mencegah stunting.
"Mengetahui bahwa mencegah stunting itu penting dan itu harus dimulai dari sejak kehamilan," ungkapnya.
Ia berharap dengan diadakannya seminar tersebut mampu memberikan kontribusi dalam penurunan stunting dan terus berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dalam pencegahan stunting dari tingkat Kabupaten dan Desa.
"Jadi tentunya kami akan terus gencar melaksanakan kegiatan-kegiatan yang itu merupakan kolaborasi penta-helix juga," tuturnya.
Koordinator Program Inklusi 'Aisyiyah Garut, Suryana, menjelaskan 'Aisyiyah ikut serta dalam pencegahan stunting di Garut dengan membina kader di 4 Kecamatan dan 6 desa yang menjadi lokus stunting.
Ia berharap, kader-kader inklusi 'Aisyiyah dapat menyelenggarakan Balai Sakinah 'Aisyiyah (BSA) yang membina masyarakat di desanya terkait 5 isu diantaranya:
1. Penurunan stunting melalui edukasi dan rumah gizi;
2. Pencegahan perkawinan anak;
3. Pemenuhan hak seksual dan kesehatan reproduksi (HKSR);
4. Pemberdayaan ekonomi; dan
5. Kepemimpinan perempuan.
"Kami berharap semua upaya yang kita lakukan dapat mempercepat penurunan stunting di Garut ini," ungkap dia. (Komgart)
Catatan: Rilis data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) dari Pusat Kementerian Kesehatan, Kabupaten Garut turun signifikan dari 35,2 menjadi 23,6
Komentar
Posting Komentar