Saatnya Masyarakat dengan Pemerintah Antisipasi Bencaca
Demikian dikatakan salah seorang tokoh masyarakat Garut, Dedi Rosadi yang kebetulan menjabat Kepala BPOKK DPC Partai Demokrat Garut, menyikapi bencana alam seperti banjir dan longsor yang kerap terjadi, khususnya di Kabupaten Garut baru-baru ini. Selasa (27/09/2022)
Menurut Dedi, manusia selalu merusak lingkungan termasuk pada kawasan hutan, seperti hutan lindung, hutan produksi, hutan konserpasi. Mereka merusak dengan cara pembalakan liar atau pun perambahan alih pungsi lahan.
"Yang saya pernah ketahui saat turut terlibat dalam penjagaan hutan di Jaga Wana pada 1996 - 2004, 80% hutan di Garut terdiri atas tumbuh tumbuhan tanaman keras, semak belukar dan habitat lainya, tetapi yang kita lihat saat ini hutan sudah alih fungsi menjadi kawasan pertanian atau bisa disebut kebun sayur," tutur Dedi.
Dengan kondisi sudah seperti sekarang ini, lanjut Dedi, kondisi hutan atau alam sangat sulit dikembalikan sebagaimana awalnya.
"Tetapi jika ada kesadaran masyarakat dan kedisiplinan pemerintah turun tangan untuk menjaga kawasan hutan yang masih utuh dan melakukan reboisasi ulang, menata hutan bekerjasama dengan para petani dalam hal pengaturan pola tanam, insyallah bisa mengurangi potensi bencana alam," papar Dedi.
Pendapat Dedi, yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat adalah melindungi hutan yang masih utuh secara bersama dan mengatur pola tanam dengan jarak pepohonan diatur agar bisa di bawah tegakan menjadi lahan pertanian untuk menopang perekonomian rakyat.
"Dan juga cara terasering yang dilakukan petani sayur banyak menyalahi aturan; seharusnya mengikuti lenturnya gunung/ bukit menyamping agar bisa memperlambat turunnya air akibat curah hujan, tetapi ini malah menjalur ke bawah. Otomatis tidak akan bisa menahan derasnya air yang turun dari atas gunung atau bukit," kata dia.
"Saya harap masyarakat dan pemerintah untuk bersama sama bekerja keras dalam menanggulangi atau meminimalisir terjadinya bencana alam di Kabupaten Garut. Percuma kalau kita saling menyalahkan tak akan ada ujungnya yang ada perdebatan yang tak ada ujungnya; bencana akan terus keberanjutan," sambung Dedi Rosadi menandaskan. (*)
Komentar
Posting Komentar