Yaqut Menteri Agama “Berprestasi”
Oleh Idat Mustari*
NEWSLETTERJABAR.COM-- Sejak Pak Yaqut jadi Menteri Agama ada dua peristiwa yang memancing perhatian saya sebagai rakyat kecil dari sekian juta rakyat kecil lainnya.
Pertama, pada tanggal 20 Oktober 2021 Pak Menteri bikin pernyataan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) itu hadiah negara untuk Nahdhatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam.
Ini disampaikan oleh Pak Yaqut saat mengisi webinar internasional peringatan Hari Santri yang dihelat oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) dan PBNU.
Kedua, di bulan Februari 2022 membuat surat edaran terkait Pengeras Suara di Mesjid dan Musala.
Yang didapatkan dari kedua peristiwa itu adalah memantik kegaduhan di kalangan umat Islam sebagai mayoritas di negeri ini.
Saya tak habis pikir untuk Pak Menteri Agama ini, ko senang bikin kegaduhan di kalangan Umat Islam. Atau memang kurang kerjaan seperti yang disampaikan oleh Nusron Wahid ketika mengkritisi Surat Edaran mengatur penggunaan toa di masjid dan musalah maksimal 100 dB.
"Ini bukan masalah demokrasi, ini orang (Menag) kekurangan pekerjaan. Iya (Menag) kayak nggak ada kerjaan lain saja yang mengurusin gini," kata Nusron Wahid dalam acara Adu Perspektif 'Siapa Puas dengan Jokowi', yang diadakan detikcom dengan Total Politik, Rabu (23/2/2022)
Saya coba menelusuri jejak kehidupan pak Menteri Agama yang menurut informasi dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, beliau anak seorang kiyai besar.
Ia adalah putra dari K.H. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB dan saudara dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf.
Pendidikan terakhirnya di Universitas Indonesia jurusan sosiologi namun tidak selesai. Partai politiknya adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Meskipun pak Menteri Agama ini orang PKB atau NU tak berarti semua orang PKB atau NU mengamini pernyataan, dan kebijakannya yang “nyeleneh” itu.
Selain Nusron Wahid sebagai Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang mengkrisi pak Menteri Agama, juga termasuk Cucun Ahmad Syamsurijal Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR RI menilai surat edaran tersebut hanya memicu kontroversi dan meminta segera dicabut.
Memang sebaiknya pak menteri ga ngurus pengeras suara seperti tukang sound system saja, dan juga tidak membuat pernyataan-pernyataan bikin gaduh di kalangan umat kecuali memang pak Menteri Agama ini salah satu kerjaannya adalah membuat gaduh di kalangan umat. Kalau memang hal ini menjadi salah satu tugas pak Menteri maka anda adalah Menteri Agama yang berprestasi. Prestasi bisa bikin kegaduhan. (*)
*Pemerhati Sosial,Agama dan Advokat
Komentar
Posting Komentar