Mantan Panglima Besar NII dan Jajarannya Berikrar Kembali ke Pangkuan NKRI dan Siap Perangi NII, Disaksikan Abah Anton
NEWSLETTERJABAR.COM-- Bertempat di Taman Wisata Batu Mahpar Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.H.Anton Charliyan, MPKN, Kedatangan mantan Panglima Besar NII Abu Yaseer beserta jajaran mantan Para Bupati NII Wilayah KW 9 dan KW 7 ( Jabar & DKI - Lampung ) untuk silaturahmi sekaligus mengukuhkan kembali Ikrar Sumpah Setia mereka kepada NKRI. Selasa (25/01/2022)
Disebutkan, acara tersebut ditandai penghormatan Bendera Merah Putih, mencium Bendera & menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang berlangsung dengan menitikan Air mata sebagai tanda rasa bangga dan Haru kepada ibu Pertiwi.
Dalam press confrence, mantan Panglima Besar NII, Abu Yaseer,
menyatakan, pihaknya sudah kembali ke pangkuan NKRI bersama sekitar 20 orang mantan pejabat tinggi NII .
"Kami sudah keluar dari NII sejak tahun 2001 bersama dengan personil dan 80.000 loyalis saya dari 170 ribu anggota," ujar dia.
Dijelaskan dia, dari 170.000 orang tersebut terbagi menjadi 3 golongan, yakni: golongan pertama adalah yang sudah tidak mau tahu lagi akan NII bahkan NKRI, kini mereka hanya mementingkan bagaimana cara mereka mengisi perut untuk hari ini dan esok hari.
"Golongan kedua yang masih memiliki ideologi radikal, bahkan sebagian sudah menjurus ke terorisme dan ada yang bergabung dengan NII, JI, JAD, bahkan ISIS," tutur Abu Yaseer.
Sementara itu, lanjut dia, golongan ketiga adalah yang sudah kembali ke pelukan ibu pertiwi, sudah rahmatan lil alamin.
"Sekarang ikut dengan saya memikirkan bagaimana cara mempertahankan dan mencegah NKRI agar tidak dirusak oleh kelompok NII dan antek2nya," jelas dia.
Disebutkan eks Panglima Besar NII ini, pihaknya merasa harus turun gunung untuk mengajak masyarakat Indonesia mewaspadai gerakan NII yang saat ini sudah dianggap sangat serius mengancam NKRI dan dari tahun ke tahun jumlah NII terus meningkat.
"Padahal begitu banyak instrument pemerintah yang terlibat dalam masalah ini, seperti BNPT, DENSUS 88, BIN, BAIS, Kejaksaan dan lainnya, tapi sepertinya tidak punya dampak apa-apa terhadap perkembangan NII," papar dia.
Disebutkan, tahun 2020 sudah lebih dari 5 juta personil, hari ini bisa 7 juta sampai 10 juta yang tersebar luas di berbagai lini, mulai Kiayi, ulama, habaib, kalangan akademisi kampus , ASN, pengusaha, ormas Islam.
"Bahkan ada juga masuk ke partai TNI Polri mengingat mereka punya agenda besar tahun di 2024 dan mereka menggalang kekuatan bersama kaum radikalisme, baik dalam negri maupun luar negeri," ungkap dia.
Tujuan gerakan NII bersama kaum radikalis itu sangat jelas, yakni ingin merebut kekuasaan, menghancurkan keutuhan NKRI dengan menjual dogma agama. Adapun waktu yang digunakannya adalah tahun 2024, bersamaan dengan agenda Pilpres.
"Hal Inilah yang patut kita waspadai dan harus kita antisipasi sejak dini. Jangan sampai negara kita dijadikan semacam Suriah, Yaman, Afganistan dan negara lainnya yang hancur berkeping keeping," kata dia.
Sementara itu, Abah Anton panggilan akrab Anton Charliyan berpendapat sisa-sisa NII harus ditumpas.
"Kita harus bergerak bersama menumpas sisa sisa NII dan antek-anteknya, yang kini jumlahnya sangat banyak dan tersebar hampir di semua lini," kata Abah Anton.
Dari data yang disampaikan oleh Abu Yasir, lanjut dia, kini anggota NII yang tersebar di seluruh Indonesia hingga 2020 mencapai 10 juta orang.
"Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, terlebih lagi dari laporan intelejen bahwa tahun 2024 sudah ada agenda internasional yang bertujuan untuk membuat NKRI Rusuh, merebut kekuasaan dan merebut simpati massa melalui dogma-dogma agama, menjadikan NKRI seperti negara-negara yang sudah berhasil mereka jadikan target, seperti Suriah, Irak, Yaman, Libia, Irak , Palestina, dan lainnya," beber Abah Anton.
“Jika kita masih mencintai NKRI, dan masih menginginkan NKRI tetap berdiri sebagai bangsa dan negara yang utuh dan berdaulat, mari kita satukan seluruh kekuatan kita, baik suku, ras, maupun agama, secara moril dan materil, untuk bersama-sama melawan mereka yang mengusung faham radikalisme dan intoleransi, wahabiisme & NII, di mana saat ini salah satu perjuangan bersama itu kebetulan ada di Kota Garut yang diwadahi Al Magari," papar dia.
Terkait itu, Abah Anton mengajak uuntuk berjuang dalam skala nasional.
“Untuk itu mari kita jadikan perjuangan Garut sebagai perjuangan Nasional kita bersama, jangan biarkan Garut berjuang sendirian sementara mereka lawan kita ramai-ramai bersatu padu menghantam Garut. Ingat, satu langkah kecil di Garut, satu-satu langkah lurus di Galunggung, akan jadi langkah besar di Indonesia. Mungkin memang harus dimulai dengan Galunggung dan Garut untuk meluruskan Darurat NII ini, kembali sebagai Garuda Utama di Indonesia.” tandas Abah Anton.
Lalu Abah Anton pun mengajak memerangi NII.
"Mari kita perangi gerakan mereka sekecil apapun, jangan beri mereka kesempatan walau hanya satu inci sekalipun, dan jangan biarkan mereka terus tumbuh dan berkembang menjadi virus yang menggerogoti bangsa dan Negara dari dalam, yang memang pada kenyataanya mereka sangat anti Pancasila dan UUD1945, sehingga menganggap para pejabat negara pun sebagai Thogut (penyembah berhala)," cetus dia.
“Kami kedatangan Abu Yaseer bersama jajarannya dan menggelar press conference ini untuk mengetahui lebih jauh mengenai pergerakan NII yang sebenarnya. Jelas agenda besar mereka di tahun 2024 , harus bisa memegang tampuk kekuasaan teringgi, baik secara Konstitusional maupun Inkontitusional, yang diduga kuat ada campur tangan kekuatan asing. Lalu apa kira-kirs yang terjadi jika golongan mereka Berkuasa? Mohon ini dijadikan catatan penting Pemerintah, dan harus betul-betul serius menyikapi kondisi ini, jangan dianggap sekedar issue murahan, jangan sampai baru merasa memiliki setelah kehilangan," tutur dia.
Seusai menggelar press conference, Abu Yaseer bersama dengan mantan para Bupati NII. yang hadir dari eks Wilayah 1dan Wilayah 7 Jawa Barat dan Eks Wilayah 9 menyatakan kesiapannya untuk menghadirkan seluruh mantan NII yang sudah sadar kembali ke pangkuan NKRI untuk bersinergi perangi NII, radikalisme dan Wahabiisme yang berjumlah sekitar 80.000 orang.
"Dan kami siap membantu NKRI jika sewaktu-waktu diperlukan, dibbawah komando Bah Anton untuk menebus kesalahan kami di masa lalu. Kami Siap Berkorban hidup dan mati untuk NKRI.” pungkas dia. (Bulan T)
Komentar
Posting Komentar