PPKM akan Diterapkan kembali di Garut
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Menyikapi melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Garut akhir-akhir ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan kembali melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Disampaikan Bupati Garut, Rudy Gunawan, PPKM yang akan dilaksanakan dipastikan tidak akan seketat seperti di Bandung Raya.
"Ada pembatasan lagi, besok Jumat, 18/06/2021) akan diputuskan. Tapi karena masih zona orange, maka tidak ada pembatasan radikal seperti Kota Bandung," ujar Rudy.
"Di Garut ini hanya 25 persen. Kalau ada di zona merah, semua kegiatan termasuk perkawinan dibatasi," sambung Rudy. Kamis (17/06/2021).
Disebutkan juga, di Kabupaten Garut masih diperbolehkan melangsungkan pernikahan, namun setiap acara pernikahan akan dijaga ketat oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi, agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lokasi acara.
"Sekarang ini (resepsi) perkawinan boleh, tetapi akan dijaga ketat oleh Satpol PP dan polisi, tetapi kapasitasnya tidak boleh banyak. Kita akan kirimkan Satpol PP terutama ke WO (wedding organizer) agar disiplin. Jadi kalau ‘seren sumeren’ (prosesi akad nikah) jangan terlalu lama," jelas dia.
Menurut dia, salah satu alasan terjadinya lonjakan kasus di Garut, karena pihaknya banyak melakukan rapid test antigen di wilayah-wilayah yang terindikasi memiliki penyebaran yang cukup masif.
"Yang kedua memang, kita (di Garut) ada peningkatan," kata dia.
Diakui dia, pihaknya telah membeli antigen sebanyak 20 ribu.
"Jadi kami ingin sekarang, seperti kejadian di Cisompet, di Pakenjeng dan lain-lain, kami melakukan proses antigen. Kemarin hampir 400 lonjakannya itu termasuk beberapa Puskesmas karena kami diantigen. Saya tidak mau mengambil risiko semua diantigen seperti itu," papar dia.
Pemkab Garut melakukan banyak rapid test antigen agar orang-orang yang positif Covid-19 namun tidak bergejala tidak berkeliaran dan merugikan orang lain setelah mengetahui hasil dari tes tersebut.
"Kita minta mereka ada di rumah. Sebenarnya tahu dia positif jadi dia harus memahami, tidak boleh merugikan orang lain. Jadi kalau tidak diantigen, dia tidak tau OTG berjalan ke sana ke mari. Jujur lebih efektif (memperbanyak swab)," tutup Rudy Gunawan. (Red)
Komentar
Posting Komentar