'Hoream' Kudeta
Laporan Layla
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Apapun alasannya semua bentuk kudeta adalah tidak baik bagi proses demokrasi, baik kudeta terhadap presiden maupun ketua umum partai politik atau di organisasi kemasyarakatan.
Demikian disampaikan pemerhati sosial politik, sekaligus pendiri Pusat Pusat Informasi dan Studi Pembangunan (PISP), Hasanuddin.
"Ini sudah abad di mana soal-soal politik dapat dibicarakan secara demokratis dan setiap konflik dan perbedaan kepentingan maupun pandangan dapat diselesaikan melalui mekanisme demokratis," tutur Hasanuddin. Minggu (07/03/2021)
Dikatakan dia, dalam politik timur, setali tiga uang dengan pemikiran dan etik perilakunya, tidak semua bersifat rasional ala barat.
"Sering juga hal-hal peristiwa non-demokratik ini dipicu oleh ketersinggungan dan hal lainnya soal berkaitan dengan kehormatan," jelas dia.
Untuk itu, lanjut dia, penting sekali untuk saling menghormati dan menjaga kehormatan seseorang, selain nalar kritis.
Hasanuddin juga berkenan menyampaikan sebuah anekdot terkait latar belakang kudeta tersebut.
"Saya juga begitu seringkali, kamu mengganggu kehormatanku, tak kudeta! Namun hoream melakukannya, sebab kekuasaan bukanlah segala-galanya, meskipun disini segala-galanya adalah kekuasaan," tutup Hasanuddin sambil nyeleneh mengajak ngopi. (*)
Komentar
Posting Komentar