Geliat Pembuat Cangklong, antara Hobi dan Seni
Laporan Wartawan newsletterjabar.com: Rizal
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- Hobi yang sangat digemari oleh banyak kalangan belakangan ini, salah satunya adalah nyangklong. Banyaknya para pecinta cangklong di berbagai daerah juga seimbang dengan munculnya para seniman yang turut ikut membuat seni dari cangklong.
Salah seorang dari sekian banyak pelaku seni cangklong adalah Tatang Sutisna dari Cisurupan Garut.
Tatang dengan nama Fei Pipesmoker, bersama rekannya, Kang Suux, belum genap setahun menerjuni dunia cangklong.
Berawal dari pertemuannya dengan founder The Paduders Deniswara dan Denaswara, Tatang mendapat motivasi untuk membuat cangklong.
Berbekal ketekunanan mengukir, kebiasaan yang sudah ada sejak kecil, dan menghabiskan masa lajang di bengkel besi, membuatnya terbiasa dengan alat-alat besar seperti mesin bubut. Karenanya, sekarang dia merasa semakin mudah menerapkan teknik dalam membuat padud atau cangklong.
Denis sendiri melihat bahwa potensi yang dimiliki Wa Tatang, sapaan akrabnya, sangat besar.
Menurut Denis, Wa Tatang memiliki karakter yang siap menambah kekayaan karya nusantara untuk melenggang ke nasional bahkan internasional.
Disebutkan, Tatang menggunakan kayu-kayu lokal untuk membuat cangklongnya. Keunikan dari padud karyanya adalah dengan mengangkat tokoh pewayangan seperti pandawa, dan juga tokoh lainnya.
Dalam aktifitas membuat cangklong, Tatang juga menerima pesanan sesuai dengan keinginan konsumen.
Dalam perjalanan membuat cangklong, berkat keahliannya mengukir, banyak jenis kayu, seperti kayu lengkeng, nangka, swagi, raja, dan gadog disulap menjadi padud-padud yang keren.
Karena itu, banyak pesanan dari kolektor, baik dalam jawa maupun luar jawa; paling jauh dari Batam. Rata-rata kolektor sudah berani merogoh kocek sampai jutaan untuk karya Wa Tatang.
Sejauh itu, meskipun karyanya secara kasat sudah sangat sempurna, Wa Tatang masih tetap belajar dari pipemaker-pipemaker yang lebih senior, salah satunya di sebut dia adalah Kang Maman dari Singaparna.
"Kang Maman dari Singaparna merupakan guru yang selalu memberi masukan dan sering sharing untuk jadi pembelajaran. Juga saya berguru dari beberapa pipemaker lain, khsususnya yang ada di jawa barat," jelas Wa Tatang.
Sementara, Denas sebagai salah seorang founder paduders merasa memiliki kewajiban untuk mengeksplore dan mensupport Cangklong Wa Tatang agar bisa dikenal di nusantara. Dia tak tanggung-tanggung menyatakan, keotentikan karya Wa Tatang bisa bersaing di luar negeri.
Bagi yang ingin atau tertarik untuk membuat cangklong bisa langsung juga datang ke rumahnya atau via online sosial media di instagram Feipipesmoker.
Harapannya, semoga Wa Tatang bisa menginspirasi siapapun, bahwa berkarya bisa dilakukan dalam bentuk apapun, terlebih berkarya di dalam hobi dan dari hati. (*)
Komentar
Posting Komentar