Sajak Persembahan untuk Garut
Sajak Persembahan untuk Garut
dari catatan harian Toni G
SAJAK UNTUK GARUT
Garut,
di hamparan pijakan bumimu,
di lekuk bukit dan gunungmu,
dan
di beriak alun telaga dan lautmu,
tersurat rasa cinta sebagai takdir
semenjak lahir.
Garut,
Walau tirta Cimanuk tak bersisa setetespun
--habis menjadi tinta untuk bersastra—
takan tuntas mengeja kata-kata,
mengungkap segala pesona:
Pesona yang luas tak terbatas
pada fakta yang menggurat di hamparan kesan atas rasa kecintaan. (*)
PUISI MINGGU DI GARUT
Ingin kutulis puisi untuk cinta
Mengungkap arti pikir melalui syair nyanyian hati.
Membaris bait bertafsir kasih.
Berlarik manis,
semanis bibir mengapit senyum di pagi hari.
Ingin kutulis satu puisi untuk cinta
Puisi indah dalam lantunan sajak penuh harap.
Berirama mesra dalam nada senandung merdu di kalbu.
Ingin kutulis satu puisi untuk cinta
Melepas gejolak jiwa.
Ingin kutulis satu puisi untuk cinta.
Akan tetapi, tetap tak bisa! (**)
ANDAI AKU PUJANGGA II
(Garut dalam kesan yang 'menjagat-raya')
Andai aku seorang pujangga
Akan aku kitari malam dengan sayap sejuta harapan....
Menata ilham
Merekayasa hasrat dalam rasa (yang terangkai dalam kata-kata)
Membingkai keindahan dalam kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta.
Andai aku seorang pujangga
Akan kutepikan hati di langit.
Menggapai imaginasi
Menyiasati arti dinding dan tebing tinggi
Mencari kedirian hakiki
Dalam syukur dan puji kepada Tuhan Sang Mahakholik.
Andai aku seorang pujangga
Akan aku arungi samudra tanpa batas.
Di biru warna laut-Mu
akan ku ukir kata-kata ketakjuban
Sebagai mozaik yang berelief keindahan atas Keagungan Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Andai aku seorang pujangga
Di ombak-Nya kusertakan gelora iman
Di riak-Nya kuletakkan detak ketakwaan
Di batas muara-Nya kusimpuhkan segala do'a dan ampunan.
Dan di hamparan pantai putih-Nya kubetahkan jiwa dalam pertobatan.
(***)
dari catatan harian toni gempur
Komentar
Posting Komentar