Diharapkan Ade Kaca, RSUD Pameungpeuk tidak Lama Ditutup
GARUT, NEWSLETTERJABAR.COM-- RSUD Pameungpeuk untuk sementara dinyatakan resmi ditutup dikarenakan adanya masyarakat yang diduga terpapar covid-19.
Demikian laporan yang diinformasikan Kepala RSPG, dr. Lulu Fahriza Balqis Sp. PK, M.Kes. 26 November 2020 pukul 12: 00 WIB.
Diterangkan pihak RSUD, data sementara pihak yang terpapar sebanyak 20 org, terdiri atas Kecamatan Pameungpeuk 11 orang, Desa Paas 1 orang, Desa Sirnabakti 8 orang, dan Desa Pameungpeuk 2 orang.
Untuk sementara RSUD ditutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Ade Kaca SE, menyikapi hal tersebut dengan keprihatinan.
Menurut dia, ujian secara terus menerpa Kabupaten Garut.
"Saya sangat prihati terhadap wabah penyakit Corona yang tidak mengenal kondisi dan situasi. Mau di kampung mau di kota, si kaya mau si miskin, yang jelas doa dan harapan kita semua wabah ini semoga cepat berahir," Ungkap dia. Jum'at (27/11/2028).
Ditambahkan Ade, pihaknya merasa kasihan terhadap masyarakat yang sudah paranaoid tingkat tinggi.
Diharapkan Ade, ada keajaiban dari Sang Mahakholik.
"Saya sudah bisa memprediksi di akhir tahun wabah ini akan meningkat karna akhir tahun itu berhubungan dengan libur panjang dan pergantian tahun baru yg memungkinkan adanya claster baru," tutur Ade.
Menyikapi kabar ditutupnya RSPG tersebut, Anggota DPRD Provinsi Jabar Dapil Garut ini menuturkan, atas kabar ditutupnya RSPG, Ade mengharapkan, penutupan tersebut tidak terlalu lama.
"Saya berharap sekalipun RSPG itu ditutup, mudah mudahan tidak terlalu lama. Ada kehawatiran dengan ditutupnya layanan RSPG yang merupakan rumah sakit rujukan Jawa Barat, layanan kesehatan terhadap masyarakat akan lumpuh," papar dia.
Selain itu, Ade juga berharap, petugas kesehatan khususnya tim Satgas Covid-19 memiliki data akurat terkait lokasi-lokasi terdampak, termasuk perihal RSPG dan lokasi terdampak lainnya dan dengan bijak diinformasikan.
"Informasi yang akurat berkaitan dengan pandemi ini jangan terkesan ditutupi, bukan untuk menyebar hal yang tidak baik. Kita harus tahu ada apa, seperti apa yang sedang terjadi, untuk mencari solusi. Saya tidak bisa membayangkan seandainya wabah covid ini tidak berakhir di tahun 2020 apa yg akan terjadi dan apa kira-kira yg bisa kita perbuat?" beber dia.
"Yang jelas masyarakat kecil dan jelata yg akan paling kena dampaknya.baik secara mental psikoligis maupun secara ekonomi. Dengan anggaran biaya penangan covid itu luar biasa besarnya," sambung Ade.
Seperti sempat disampaikan Bupati Garut, lanjut Ade, selama masa isolasi kurun 14 hari, anggaran yang disiapkan sebesar 90 jt/orang.
"Bisa dibayangkan kalau di RSPG pelayanan kesehatan ditutup, dengan ada yang positif Covid-19 itu 20 orang dan diisolasi selama 14 hari, itu sudah menghabiskan anggaran 1,8 M," terang Ade Kaca.
Terakhir Ade berharap, para petugas dan penanggung jawab di lingkungan pemerintahan yang sudah diamanahi tugas oleh Undang Undang, dijaga serta dilindungi Allah SWT.
Diingatkan Ade, selain memperhatikan penanganan terpapar, harus ada upaya pencegahan dan dampak Covid-19 bagi warga dan nakes.
"Dan yang paling penting, agar menjadi perhatian untuk pimpinan selalu amanah menggunakan anggaran penanganan Covid-19, semoga bagi petugas medis selalu diberi kekuatan dan kesehatan, dan bagi petugas dan warga terpapar semoga diberikan kesembuhan oleh Alloh SWT. Kita sedang menghadapi ujian. Insyaallah kita bisa melewatinya, aamiin," pungkas Ade Kaca. (Layla)
Komentar
Posting Komentar